Sabtu, 04 Agustus 2018

Liga Indonesia, Jelmaan Perserikatan dan Galatama

Kasta sepakbola tertinggi Indonesia kini bernama Liga 1 Indonesia, sebuah liga yang memiliki sejarah panjang, sangat panjang bahkan lebih panjang dari usia negara ini. Sepakbola memang telah sangat mendarah daging di kehidupan masyarakat Indonesia. Terlihat sekali jika pertandingan sepakbola disiarkan selalu laris ditonton jutaan pasang mata masyarakat Indonesia. 

Saking fanatisnya, klub sepakbola Polandia tempat Egy Maulana Vikri bernaung terheran - heran saat akun istagram klub seketika dibanjiri follower dari Indonesia pasca rekrutmen Egy Maulana Vikri menjadi pemain klub tersebut. Seluruh klub asing yang pernah bertanding terbuka di Indonesia mengakui bahwa kegilaan warga Indonesia terhadap sepakbola jauh melebihi negeri manapun, bahkan untuk Spanyol dan Brasil sekalipun.


Kembali ke Liga Indonesia, liga ini sejatinya adalah jelmaan dari dua liga terbesar yang pernah ada di Indonesia sebelum tahun 1994. Kedua liga itu adalah Perserikatan dan Galatama yang berkarakter sangat bertolak belakang. Kedua liga tersebut memiliki sejarah sangat panjang dan memiliki andil dalam sejarah sepakbola Indonesia bahkan dunia.

Perserikatan adalah liga tertua di Indonesia, bersifat amatir dan sangat kental fanatisme kedaerahan. Liga ini memiliki anggota yang tersebar di semua kabupaten kota di Indonesia, dan yang masuk ke putaran nasional biasanya tim dari ibukota provinsi. Persib Bandung, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya adalah contoh tim dari Liga Perserikatan yang menjadi legenda sepakbola nasional.

Galatama adalah liga semiprofesional pertama di Indonesia, bahkan menjadi pioneer di benua Asia. Liga ini singkatan dari Liga Sepakbola Utama yang memiliki anggota klub yang didirikan oleh perusahaan - perusahaan besar. PS Semen Padang, PS Barito Putera dan PS Mitra Kukar adalah contoh dari klub Galatama.


Liga Indonesia lahir dari penggabungan dua liga beda kutub itu. Industri sepakbola selalu terdiri dari dua hal besar di dalamnya, fanatisme suporter dan profesionalitas klub.  Dalam hal ini, Perserikatan memiliki suporter sangat fanatik karena berasal dari daerah namun amatir dan tidak memiliki profesionalitas, sementara Galatama adalah kebalikannya, memiliki profesionalitas namun minim fanatisme suporter karena berasal dari perusahaan. Pendirian Liga Indonesia -walaupun banyak pro kontra mengenai hal ini- diharapkan menjadi wahana perpaduan fanatisme daerah dengan profesionalitas klub sehingga akan menghasilkan sepakbola Indonesia yang ramai dan kuat.  

Itulah sekelumit cerita singkat dari Liga 1 Indonesia jelmaan dari dua liga legendaris Perserikatan dan Galatama, semoga dengan program pembinaan pemain dan suporter harapan sepakbola Indonesia yang ramai dan kuat akan terwujud nyata.




0 comments:

Posting Komentar