Senin, 13 Desember 2021

The Sleeping Moment Time

Waktu tidur menentukan segalanya. 

Tak keliru sepertinya berargumen seperti itu. Seluruh kebugaran dan konsentrasi hidup datang dari kualitas tidur, dan kualitas tidur ditentukan dari kapan dia tidur.

Kadang, rahasia kebugaran dan luar biasanya konsentrasi seseorang itu datang dari seberapa jago dia mengatur waktu tidurnya.

Makin bagus waktu tidurnya, makin luar biasa bugar dan konsentrasinya.

Minggu, 12 Desember 2021

Euforia Weekend

Weekend adalah momen menumbuhkan euforia. Bahkan mungkin bisa jadi euforia itu tumbuh sendiri tanpa harus ditumbuhkan. 

Setelah semingguan penat dan stress dengan aktivitas, tugas dan tuntutan pekerjaan dan hidup, memang sudah sewajarnya kita memiliki hari dimana pengisian daya dan energi dilakukan.

Kegembiraan otomatis hadir, keinginan bersantai dan berekreasi spontan menyala. Dan euforia tanpa diminta tumbuh pun sudah bermekaran sendiri.

Senin, 06 Desember 2021

Morning in the Day

Morning Day, dengan sebuah rutinitas baru ...

Gue mulai beraktivitas pagi ini, memeriksa email pekerjaan, menyusun laporan bulanan hingga me-review program yang sudah berjalan. Semua terasa mengalir walaupun sedikit membutuhkan effort di awal memulainya tadi.

Beberapa pekerjaan harus diselesaikan pagi ini dan beberapa yang lain akan menjadi bahan review setelah jam makan siang. Biasanya gue menyelipkan sedikit rekreasi di antara jadwal - jadwal itu, namun karena cuaca hari ini cukup gelap walau tak bisa dibilang mendung banget, jadi yang bisa  dilakukan adalah melihat perkembangan hingga sore tiba ...



Minggu, 05 Desember 2021

Rutinitas

Minggu ini gue sedang kecanduan istilah rutinitas. Bagi sebagian orang, kata ini seringkali terkesan menjemukan, namun itu tidak terjadi di gue setidaknya di saat gue menuliskan ini.

Gue merasa gue membutuhkan sebuah rutinitas untuk membantu gue membentuk diri gue ke arah yang gue mau secara otomatis. 

Kenapa otomatis ? 

Karena rutinitas ini kan terjadi berulang kali setiap hari, tanpa dikomando, tanpa disuruh dan bahkan tanpa disadari. Semua terjadi begitu saja. Bahkan nyaris tanpa effort.

Ini menakjubkan untuk sebuah proses ke arah sesuatu. Semua disetting, diprogram dan semua terjadi secara otomatis.  Semua berjalan, semua terjadi dan nanti pada satu titik gue akan melihat dan sampai hingga gue sepertinya akan berujar,

"Lah udah jauh aja",

"Lah udah jadi aja", 

"Lah udah terbentuk aja"

Dan itu juga termasuk menulis ...


 

Senin, 28 Juni 2021

Dwitunggal Komika Indonesia

Gue mau bahas tentang dunia komika nasional yang baru - baru ini gue ikutin. Di layar kaca kita udah sering lihat kompetisi komika yang digelar, sebut aja SUCA dan SUCI yang menelurkan banyak komika baru dan menarik.

Terlebih yang bisa kita lihat di kanal Youtube, dimana semua penampilan open mic komika itu bisa kita puter kapanpun kita mau.

Namun diantara mereka semua, terdapat dua komika yang menurut gue paling menonjol dari segi materi dan penyampaiannya. Dua komika ini secara kebetulan punya dua sisi yang sangat menarik buat dikomparasikan.

Dua komika ini adalah Pandji Pragiwaksono dan Cak Lontong.

Pemuda Muhammadiyah Nasihati Pandji Pragiwaksono yang Bandingkan FPI
Pandji Pragiwaksono

Cak Lontong: Melawak dengan Tidak Menyakiti | SWA.co.id
Cak Lontong

Mari kita lihat keunikannya.

Pandji Pragiwaksono

Komika satu ini terlihat sangat energik, muda dan berapi - api. Lawakannya pada saat open mic sangat terlihat geloranya, dan satu ciri khas yang sangat terlihat, komika ini sangat kuat pada sisi pengetahuan sosial. 

Saat menikmati open micnya, kita akan melihat dua sisi sekaligus, seorang komika dan seorang aktivis sosial. Kita akan disuguhi pengetahuan baru, kisah baru dan aktivitas baru yang terjadi atau yang sedang hits. Menariknya, kisah - kisah itu bukan kisah kaleng - kaleng.

Sebut saja kisah pelanggaran HAM, kisah legalisasi ganja, kisah regulasi prostitusi dan sederet kisah yang materinya sangat berbobot, cenderung sensitif dan sangat "berbahaya" untuk diucap di publik.

Namun komika ini tetap melaju dengan pedenya membawakan materi stand up semacam itu. Kecerdasannya sangat terlihat saat membawakan materi "superbahaya" itu. Dan ajaibnya, semua tersampaikan dengan lugas tanpa kehilangan sisi lucunya. Kita tetap bisa tertawa pecah sambil terhenyak dengan pengetahuan baru dari materi stand upnya.

Komika ini juga punya panggung sendiri dalam karirnya. Dia punya agenda stand up World Tour ke kota - kota besar di seluruh dunia. Disana dia tampil di atas panggung di hadapan ratusan penonton yang memadati pertunjukannya. Tiket masuknya sangat laris dan penontonnya penuh memadati dan tentu saja, tawa penonton pecah dan di saat bersamaan materi yang dalam dan sensitif tetap ter-deliver dengan sangat apik.

Cak Lontong

Berbeda dengan Pandji yang muda dan energik, komika satu ini terlihat senior dan tenang. Perawakannya yang tambun dan lucu juga jadi ciri khasnya saat tampil di panggung. 

Tak ada ekspresi energik atau gerakan cepat, namun kita akan disuguhi kalimat - kalimat yang pasti memutar balikkan alur berpikir orang kebanyakan. Ya, komika ini memang sangat menonjol dalam hal mempermainkan kata dan kalimat.

Tenang membawakan materi namun sangat kuat dalam hal penempatan kata dan kalimat hingga tiba - tiba kita tak sadar tawa sudah pecah. Tiba - tiba kita tertegun karena kalimat yang dibawakan adalah kalimat umum tapi dengan makna yang baru.

Cak Lontong memang tidak menawarkan pengetahuan panas atau gerakan bergelora, tapi dia menawarkan nada bicara yang kalem dan kedalaman kalimat yang tak pernah diduga sebelumnya. Orang mengistilahkannya dengan kemampuan silogisme.

Komika ini tidak punya panggung pribadi atau pertunjukan antarkota, tapi komika ini adalah langganan tamu istimewa di tempat - tempat besar. Sebut saja di kementerian, di kampus, di TNI, di asosiasi profesi hingga di salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. Komika ini dengan sangat cerdas mampu membuat para tokoh nasional yang biasanya sangat serius menjadi tertawa pecah dengan olahan materi lawakan silogismenya.

Dwitunggal Komika Indonesia 

Kedua komika itu adalah dua pertunjukan yang paling sering gue saksikan baik di televisi maupun di Youtube. Keduanya punya kecerdasan sangat jauh di atas rata - rata namun di saat bersamaaan punya ciri khas yang sangat berbeda satu sama lain.

Yang satu ahli panggung, yang satu tamu istimewa, yang satu ahli isu sosial, yang satu ahli teknik silogisme, yang satu relatif muda, yang satu lebih senior, dan yang pasti mampu melucu hingga pecah dan menghentak alam pikiran secara bersamaan. 

Menurut gue, kedua komika ini adalah komika terbaik dan tercerdas yang dimiliki Indonesia saat ini, dan mungkin juga cocok untuk disematkan gelar dwitunggal komika Indonesia.