Rabu, 21 September 2022

Mercusuar dan Petromax

Izinkan saya menjelaskan singkat dua keberadaan sumber penerangan yang ada di sekitar kita, yang ternyata bisa menjadi penggambaran tentang bagaimana seseorang manusia memandang hidup dan kehidupannya. 

Mercusuar 

Pertama adalah mercusuar, satu sumber penerangan yang lazim ditemui di lepas pantai yang bercirikan sangat terang dalam menyorot tempat - tempat jauh.


Mercusuar ini sangat andal dalam menerangi tempat - tempat jauh. Dengan cahayanya yang terang dia memberi panduan kepada kapal - kapal yang sedang berlayar di lautan lepas. Dari kejauhan mercusuar ini akan terlihat terang sekali, menjadi penanda arah sekaligus pemantik harapan bagi mereka yang terombang - ambing di tengah gelombang lautan lepas.

Namun dia juga terdapat kelemahan, cahaya terangnya tak sanggup menerangi tempat - tempat yang dekat. Sekitar mercusuar itu tetaplah gelap, tak tersentuh cahaya, walau seterang apapun dia bersinar.


Petromax

Sumber cahaya berikutnya  adalah petromax, satu alat yang lazim ditemui di pemukiman kita yang bercirikan terang sekali dalam menerangi jarak dekat.
 

Alat ini menjadi andalan bagi banyak orang untuk menerangi sekeliling mereka. Alat ini juga sering dijumpai pada kegiatan perdagangan, dipasang di gerobak - gerobak sebagai sumber penerangan. Sangat praktis, sangat efektif mengusir kegelapan di jarak dekat.

Sebagaimana sebelumnya, alat ini juga memiliki kelemahan, jarak pandangnya terbatas, hanya mampu menerangi sekitar di jarak dekat. Dia tak sanggup menerangi tempat - tempat jauh, tak sanggup menjadi pemandu dari kejauhan.

Tipe Mercusuar dan Tipe Petromax

Kita dapat jumpai di sekitaran kita, jenis orang yang bercirikan mercusuar dan petromax. Cukup mudah mengenalinya, cukup familiar mencirikannya.

Tipe mercusuar adalah mereka yang sering berdialog berbicara dengan tema jauh, tema abstrak, tema yang melompati zaman, yang seringkali sangat tak familiar didengar dalam percakapan biasa. Biasanya mereka berciri idealis, sangat imajinatif, cenderung out of the box dan kalimatnya textbook. Tema pembicaraan tentang kebijakan, ekonomi makro, politik, sosial, ide dan gagasan, serta konsep abstraktif akan sangat memikat mereka.

Tipe petromax adalah kebalikannya, mereka suka berdialog dengan tema dekat, tema konkret, tema yang sedang hits, tema yang sangat populer di tengah kita. Biasanya mereka bertipikal realistis, sangat down to earth, cenderung mengikuti suasana dan kalimatnya umum dalam percakapan. Pembicaraan yang menarik minat mereka dapat seperti bagaimana mencari rumah yang terjangkau, model motor atau handphone apa yang bisa mereka beli, atau makanan apa yang lagi viral di media sosial.




Selasa, 20 September 2022

Angkot, Kemandirian dan Energi Enterpreneurship

Tulisan ini dicoba untuk berbentuk singkat namun padat, membahas tentang keberadaan transportasi massal kita yang bernama angkot. 

Di seluruh penjuru Indonesia, angkutan kota atau angkot adalah fenomena. Mereka hadir di tengah kita, berwujud kecil - kecil, dan berseliweran di jalanan kota. Berwarna - warni pula.



Angkot itu muncul dengan metode bottom up, diawali oleh pergerakan dari rakyat setempat, bermodal mobil kecil, lalu mulai menjalar ke penjuru jalanan kota.

Mereka tidak dimulai dengan modal besar, ataupun dengan metode top down yang biasa dilakukan oleh perusahaan yang digerakkan oleh pemodal besar. 



Mereka bergerak dengan hukum koperasi, hukum bottom up, dimana asal muasalnya dari mereka, oleh mereka, dan untuk mereka.

Orang per orang, memiliki mobil kecil, dan mulai narik, berseliweran di jalan - jalan mengambil penumpang, mengandalkan sistem setoran.

Mereka seringkali beroperasi seperti itu, tanpa badan hukum, hanya orang per orang, tanpa sistem, tanpa manajemen.

Nyaris random, tanpa pola, yang ujung pangkalnya adalah semrawut, suka - suka gue, suka - suka yang punya angkot, seperti moody nya orang manusia.


Padahal sejatinya, fenomena angkot adalah fenomena kemandirian, fenomena berdiri di atas kaki sendiri, fenomena enterpreneur, dari rakyat lokal yang berupaya menghadirkan solusi bagi perekonomian keluarga dan juga kebutuhan transportasi umum.

Bayangkan saja, rakyat orang per orang itu, dengan modal mereka sendiri, tanpa disuruh tanpa dikomando, bergerak mencari solusi, mencari rezeki, dengan tenaga sendiri, dengan energi sendiri, tanpa takut untuk melangkah, tanpa takut untuk memulai.



Tapi sangat disayangkan, energi kemandirian itu, energi enterpreneur itu hanya sebatas energi, nyaris tidak dibarengi dengan bagaimana cara mengelolanya dengan manajemen modern, dengan pengaturan yang sistematis.

Alangkah hebatnya, alangkah besarnya jika luapan dan ruahan energi besar itu, disatukan juga dibekali oleh kemampuan manajerial yang mumpuni, dengan kemampuan organisasi yang profesional. Energi kolektif itu, energi komunal itu dihimpun dengan cara yang benar, tidak dibiarkan semrawut, tidak dibiarkan terlantar persis anak tiri.

Mungkin jika itu terjadi, angkot - angkot kita sudah menjelma menjadi badan usaha besar, organisasi mapan, yang cakupannya sangat luas, kapitalisasinya sangat besar, bahkan tidak mustahil menembus dunia internasional.

Gambar dari berbagai sumber.